Senin, 30 April 2012

silogisme

. Silogisme hipotetis Silogisme hipotetik adalah argumen yang premis mayornya berupa proposisi hipotetik, sedangkan premis minornya adalah proposisi katagorik. Ada 4 (empat) macam tipe silogisme hipotetik: * Silogisme hipotetik yang premis minornya mengakui bagian antecedent. Contoh: Jika hujan saya naik becak.(mayor) Sekarang hujan.(minor) ∴ Saya naik becak (konklusi). * Silogisme hipotetik yang premis minornya mengakui bagian konsekuennya. Contoh: Jika hujan, bumi akan basah (mayor). Sekarang bumi telah basah (minor). ∴ Hujan telah turun (konklusi) * Silogisme hipotetik yang premis minornya mengingkari antecedent. Contoh: Jika politik pemerintah dilaksanakan dengan paksa, maka kegelisahan akan timbul. Politik pemerintahan tidak dilaksanakan dengan paksa. ∴ Kegelisahan tidak akan timbul. * Silogisme hipotetik yang premis minornya mengingkari bagian konsekuennya. Contoh: Bila mahasiswa turun ke jalanan, pihak penguasa akan gelisah. Pihak penguasa tidak gelisah. ∴ Mahasiswa tidak turun ke jalanan. Hukum-hukum Silogisme Hipotetik Mengambil konklusi dari silogisme hipotetik jauh lebih mudah dibanding dengan silogisme kategorik. Tetapi yang penting menentukan kebenaran konklusinya bila premis-premisnya merupakan pernyataan yang benar. Bila antecedent kita lambangkan dengan A dan konsekuen dengan B, maka hukum silogisme hipotetik adalah: * Bila A terlaksana maka B juga terlaksana. * Bila A tidak terlaksana maka B tidak terlaksana. (tidak sah = salah) * Bila B terlaksana, maka A terlaksana. (tidak sah = salah) * Bila B tidak terlaksana maka A tidak terlaksana.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar