Senin, 17 Oktober 2011

Teori kegiatan Perusahaan

Teori tingkah laku konsumen memberikan latar belakang yang penting di dalam memahami sifat permintaan para pembeli di pasar. Dari analisis itu sekarang telah dapat difahami alasan yang mendorong para pembeli menaikan permintaannya terhadap suatu barang apabila harganya turun dan mengurangkan pembeliannya sekiranya harga naik.

Sekarang sudah tiba waktunya untuk mengalihkan perhatian kepada persoalan penawaran, yaitu melihat dan mempelajari sikap para produsen dalam menawarkan barang yang diproduksinya. Bahwa salah satu fakor yang mempengaruhi penawaaran adalah biaya produksi. Faktor ini adalah faktor yang sangat penting dalam menentukan penawaran. Bahwa dalam persaingan sempurna penawaran ditentukan oleh biaya marjinal, yaitu biaya yang dibelanjakan untuk satu unit lagi produksi.

Untuk melihat seluk-beluk kegiatan perusahaan dalam memproduksi dan menawarkan barangnya diperlukan analisis ke atas berbagai aspek kegiatan memproduksinya. Pertama-tama harus dianalisis sampai dimana faktor-faktor produksi akan digunakan untuk menghasilkan barang yang akan diproduksikan. Sesudah itu perlu pula dilihat biaya produksi untuk menghasilkan barang-barang tersebut. Dan pada akhirnya perlu dianalisis bagaimana seorang pengusaha akan membandingkan hasil penjualan produksinya dengan biaya produksi yang dikeluarkannya,untuk menentukan tingkat produksi yang akan memberikan keuntungan yang maksimum kepadanya.


BENTUK-BENTUK ORGANISASI PERUSAHAAN
Organisasi perusahaan dapat dibedakan kepada tiga bentuk organisasi yang pokok, yaitu: Perusahaan perorangan, firma dan perseroan terbatas. Disamping itu ada pula perusahaan negara dan perusahaan yang dikendalikan secara koperasi.Uraian dalam bagian ini secara ringkas menerangkan ciri-ciri dari berbagai bentuk perusahaan tersebut.

PERUSAHAAN PERORANGAN
Perusahaan perseorangan adalah organisasi perusahaan yang paling banyak jumlahnya dalam setiap perekonomian.Tetapi sumbangannya dalam keseluruhan produksi nasional tidaklah terlalu besar (jauh lebih kecil dari perusahaan perseroan terbatas) karena kebanyakan dari usaha tersebut dilakukan secara kecil-kecilan, yaitu modalnya tidak terlalu besar dan begitu pula halnya dengan hasil produksi dan penjualannya. Contoh-contoh dari perusahaan yang seperti itu adalah penjual sate, restoran,toko kelontong dan toko makanan dan minuman. Keuntungan terpenting dari perusahaan perseorangan adalah kebebasan yang tidak terbatas yang dimiliki pemiliknya. Ia sepenuhnya menguasai perusahaan tersebut dan dapat melakukan apapun tindakan yang dianggapnya akan menguntungkan usahanya. Kelemahan utama dari perusahaan perseorangan adalah modalnya kecil dan sukar untuk memperoleh pinjaman.



PERUSAHAAN PERKONGSIAN ATAU FIRMA
Organisasi perusahaan seperti ini adalah organisasi perusahaan yang dimiliki oleh beberapa orang. Mereka bersepakat untuk secara bersama menjalankan suatu usaha dan membagi keuntungan yang diperoleh berdasarkan perjanjian yang telah disepakati bersama.Modal perusahaan dikumpulkan dari anggota-anggota perkongsian itu. Adakalanya mereka juga meminjam modal dari lembaga-lembaga keuangan. Disamping kemungkinan memperoleh modal yang lebih banyak, kebaikan lain dari perusahaan perkongsian adalah tanggung jawab bersama didalam menjalankan perusahaan. Setiap anggota perkongsian mempunyai tugas untuk menjalankan dan mengembangkan perusahaan yang mereka dirikan.

PERSEROAN TERBATAS
Dari segi jumlah produksi dan hasil yang dilakukannya,organisasi perusahaan yang berbentukl perseroan terbatas adalah bentuk perusahaan yang paling penting. Di negara-negara maju sebagian besar hasil produksi nasional diciptakan oleh perusahaan seperti ini. Perusahaan-perusahaan besar kebanyakan berbentuk perseroan terbatas. Kebaikan yang terpenting dari perseroan terbatas adalah di dalam kemampuannya memperoleh modal. Perusahaan yang berbentuk perseroan terbatas dapat mengumpulkan modal secara mengeluarkan saham. Suatu bentuk surat berharga yang menyatakan bahwa pemegangnya adalah menjadi salah seorang pemilik perusahaan yang mengeluarkan saham tersebut. Dengan mengeluarkan saham-saham perusahaan dan menjualnya kepada masyarakat, perseroan terbatas dapat mengumpulkan modal sebesar yang diingini.


BENTUK LAIN ORGANISASI PERUSAHAAN

Perusahaan Milik Negara
Perusahaan lebih dikenal sebagai BUMN (Badan Usaha Milik Negara). Pada umumnya perusahaan negara dikelola seperti perusahaan perseroan terbatas. Perbedaannya terletak pada pemilikan perusahaan tersebut, yaitu saham-saham dari perusahaan negara dimiliki pemerintah. Dengan demikian pengurus perusahaan juga diangkat dan diberhentikan oleh pemerintah. Perusahaan pemerintah berkecimpung di dalam berbagai kegiatan ekonomi. Di hampir setiap negara perusahaan pemerintah biasanya menjalankan kegiatan menyediakan jasa-jasa yang menjadi kebutuhan pokok masyarakat : seperti perusahaan-perusahaan menyediakan listrik, air, hiburan radio dan televisi,jasa pos dan telekomunikasi, dan perusahaan pengangkutan.

Perusahaan Koperasi
Perusahaan koperasi adalah perusahaan yang didirikan bukan untuk mencari keuntungan tetapi untuk melindungi kepentingan para anggotanya. Perusahaan koperasi dapat dibedakan menjadi tiga jenis : Koperasi konsumsi, koperasi produksi dan koperasi kredit. Koperasi konsumsi menjalankan kegiatan membeli barang-barang dan kemudian menjualnya kepada anggota. Keuntungan dari usaha ini kemudian dibagikan kembali kepada para anggotanya. Koperasi produksi berusaha agar hasil produksi para anggotanya dapat dijual dengan harga yang tinggi dan tidak ditindas para tengkulak atau para pembeli. Dan koperasi kredit adalah badan pinjam-meminjam yang meminjamkan uang kepada para anggotanya dengan tingkat bunga kredit yang relatif rendah.

TUJUAN PERUSAHAAN ; MEMAKSIMUMKAN KEUNTUNGAN
Dalam teori ekonomi, pemisalan terpenting dalam menganalisis kegiatan perusahaan adalah “mereka akan melakukan kegiatan memproduksi sampai kepada tingkat dimana keuntungan mereka mencapai jumlah yang maksimum”. Berdasarkan kepada pemisalan ini dapat ditunjukan pada tingkat kapasitas memproduksi yang bagaimana perusahaan akan menjalankan kegiatan usahanya.
Dalam praktek, pemaksimuman keuntungan bukanlah satu-satunya tujuan perusahaan. Ada perusahaan yang menekankan kepada volume penjualan dan ada pula yang memasukan pertimbangan politik dalam menentukan tingkat produksi yang akan dicapai. Ada pula perusahaan yang lebih menekankan kepada usaha untuk mengabdi kepentingan masyarakat dan kurang memperhatikan tujuan mencari keuntungan yang maksimum.

CARA MENCAPI TUJUAN MEMAKSIMUMKAN KEUNTUGAN
Keuntungan atau kerugian adalah perbedaan antara hasil penjualan dan biaya produksi. Keuntungan diperoleh apabila hasil penjualan melebihi biaya produksi, dan kerugian akan dialami apabila hasil penjualan kurang dari biaya produksi.. Keuntungan yang maksimum dicapai apabila perbedaan diantara hasil penjualan dan biaya produksi mencapai tingkat yang paling besar.

Fungsi Produksi
Hubungan antara faktor-faktor produksi dan tingkat produksi yang diciptakannya dinamakan fungsi froduksi. Faktor-faktor produksi seperti telah dijelaskan, dapat dibedakan kepada empat golongan, yaitu tenaga kerja, tanah, modal dan keahlian keusahawanan. Di dalam teori ekonomi, di dalam menganalisis mengenai produksi, selalu dimisalkan bahwa tiga faktor produksi yang belakangan dinyatakan (tanah,modal dan keahlian keusahawanan) adalah tetap jumlahnya. Dengan demikian, di dalam menggambarkan hubungan diantara faktor produksi yang digunakan dan tingkat produksi yang dicapai, yang digambarkan adalah hubungan diantara jumlah tenaga kerja yang digunakan dan jumlah produksi yang dicapai.

JANGKA PENDEK DAN JANGKA PANJANG.
Dalam menganalisis bagaimana perusahaan melakukan kegiatan produksi, teori ekonomi membedakan jangka waktu analisis kepada dua jangka waktu : jangka pendek dan jangka panjang. Jangka pendek apabila sebagian dari faktor produksi dianggap tetap jumlahnya. Didalam masa tersebut perusahaan tidak dapat menambah jumlah faktor modal seperti mesin-mesin dan peralatannya, alat-alat memproduksi lainnya, dan bangunan perusahaan.
Dalam jangka panjang semua faktor produksi dapat mengalami perubahan, ini berarti bahwa dalam jangka panjang setiap faktor produksi dapat ditambah jumlahnya kalau memang hal tersebut diperlukan.Didalam jangka panjang perusahaan dapat menyesuaikan dengan perubahan-perubahan yang berlaku di pasar. Jumlah alat-alat produksi dapat ditambah, penggunaan mesin-mesin dapat dirombak dan dipertinggi efisiensinya, jenis-jenis barang dapat diproduksi, dan teknologi produksi ditingkatkan.
FUNGSI PRODUKSI
Telah dinyatakan sebelum ini bahwa fungsi produksi menunjukan sifat hubungan diantara faktor-faktor produksi dan tingkat produksi yang dihasilkan. Faktor-faktor produksi dikenal pula dengan istilah input dan jumlah produksi selalu juga disebut sebagai output.

TEORI PRODUKSI

TEORI PRODUKSI

Produksi adalah usaha menciptakan dan meningkatkan kegunaan suatu barang untuk memenuhi kebutuhan. Kita ambl contoh sekarung tepung. Tepung merupakan bahan baku yang manfaatnya baru terasa bila telah diubah menjadi roti, usaha pembuatan tepung menjadi roti merupakan kegiatan produksi. Tapi, tidaklah mudah mengubah bahan baku mejadi barang siap konsumsi untuk dapat melakukan kegiatan produksi seorang produsen membutuhkan faktor-faktor produksi.

Faktor – Faktor Produksi

Factor-faktor produksi ada dua macam : 1. Faktor Produksi asli;

2. Faktor Produksi turunan;

· Faktor Prosuksi Asli antara lain sebagai berikut :

1. Alam, alam berperan sebagai factor produksi dan berbagai hasila alam dan sumbangnnya bagi produski :

a. Tanah, tanah yang bagus untuk ditanami membawa keuntungan yang besar bagi petani. Bagi pengrajin gerabah, tanah yang liat bisa menjadi bahan baku yang untuk pembuatan gerabah.

b. Air, Banyak usaha produksi tergantung pada air. Tanpa kesediaan air bersih pabrik pengolahan air minum akan mati. Air laut berguna sebagai bahan pembuatan garam dan banyak lagi kegunaan air yang lain.

c. Udara. Kegunaan udara ini sangat banyak disamping untuk yang kita hirup juga berguna sebagai memutar kincr angina, selain itu udara mampu mempengaruhi iklim dan menunjang kesuburan tanah.

d. Sinar Matara Hari, ini sangat berguna bagi kehidupan selain digunakan sebagai pembangkit tenaga listrik dan tenaga surya sinar matahari dapat membantu kesuburan tanah, para petani dan pemilik perkebunan sangat membutuhkannya.

e. Rumbuh-tumbuhan. Mulai dari tumbuhan yang ada di belakang rumah hingga yang ada di kebun mempunyai peranan penting bagi produsen.

f. Hewan, Bagi petani hewan dapat digunakan sebagai pembajak sawah (sapi, kerbau) atau menarik kendaraan (kuda), dan juga hewan dapat dikonsumsi oleh manusia.

g. Barang Tambang. Berbagai barang tambang berguna sebagai bahan baku produksi, mulai dari minyak sebagai bahan baker, emas untuk perhiasan dn lain sebagainya.

2. Tenaga Kerja. Tanpa adanya tenaga kerja, sumber daya alam yang tersedia tidak akan dapat dirubah menjadi barang hasil produksi.

a. Tenaga kerja menurut sifat kerja dapat dibagi atas tenaga kerja rohani dan tenaga kerja jasmani. Tenaga kerja rohani merupakan tenaga kerja yang menekankan kemampuan berfikir. Tenaga kerja jasmani merupakan tenaga kerja yang menekankan kemampuan fisik dalam proses produksi.

b. Tenaga kerja menurut kualitas dapat dibagi atas : 1). Tenaga kerja tidak terdidik dan terlatih, 2). Terdidik dan terlatih. 3). Terlatih.

Ø Tenag kerja tidak terdidik dan tidak terlatih tidak dibutuhkan pendidikan khusus untuk melakukan pekerjaan ini. Contoh Pesuruh, Pembantu, Kuli dll.

Ø Tenaga kerja terdidik dan terlatih, mereka memiliki keahlian dan pendidikan sesuai bidangnya. Semakin ahli semakin mahal harganya dan semakin sulit untuk dicari. Contoh : Pengacara, Dokter dll.

Ø Tenaga kerja terlatih, mereka memiliki keterampilan di bidangnya, tidak perlu pendidikan tinggi, contoh ; penjahit, pengemudi dll.

Tugas/Tulisan Perilaku Konsumen

Tugas 2 Review Jurnal Perilaku Konsumen
REVIEW JURNAL
Nama : Bayu Saputra
Kelas : 3EA16
NPM : 15209996
Tugas : 2
Tema : Review Jurnal Perilaku Konsumen
Matakuliah : Perilaku Konsumen #
Nama Dosen : Hendri Rahmayani Asri

Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen dalam membeli /mengkonsumsi produk lokal dalam hal ini buah-buahan lokal

Sumber : docs.google.com/ Sudiyarto& Nuhfil Hanani

Latar Berlakang
Pemahaman mengenai keinginan konsumen akan memungkinkan pemasar dapat mempengaruhi keputusan konsumen, sehingga secara otomatis akan membeli apa yang ditawarkan oleh pemasar tersebut. Persaingan antar merek dan produk yang semakin ketat menjadikan konsumen memiliki posisi yang sangat berpengaruh dalam posisi tawar-menawar (Sumarwan, 2003). Pendekatan kecukupan pangan yang berorientasi pada produksi pangan hendaknya mulai digeser pada ketahanan pangan yang berorientasi pada ketersediaan dan daya beli masyarakat. Kebutuhan dan selera konsumen akan terpenuhi jika ketersediaan
produk dan daya beli masyarakat masih mampu mengatasinya.
Usaha pemenuhan kebutuhan dan selera konsumen buah-buahan dapat dilihat dari semakin membanjirnya buah impor baik dari ragam maupun volumenya. Sumarwan (1999), mengemukakan bahwa membanjirnya buah impor pada saat sebelum krisis moneter telah memojokkan buah-buahan lokal., persaingan yang datang dari luar serta kebijakan pemarintah yang kurang kondusif menyebabkan banyak petani yang semakin terpuruk.
Tetapi krisis moneter menyebabkan buah impor semakin mahal dan semakin berkurangnya stok di pasar. Memahami perilaku konsumen buah-buahan merupakan informasi yang sangat penting bagi pasar dari sektor agribisnis. Informasi ini diperlukan sebagai bahan masukan untuk merencanakan produksi, mengembangkan produk dan memasarkan buah-buahan dengan baik.

Tujuan
Tujuan penelitian adalah sebagai berikut :
Menganalisis pengaruh faktor-faktor

1. budaya
2. lingkungan sosial;
3. Individu
4. Psikologis
5. Strategi pemasaran terhadap perilaku konsumen dalam membeli/ mengkonsumsi buah lokal dan buah impor serta melihat faktor-faktor mana yang dominan.

Metodologi Penelitian
Penelitian ini termasuk studi perilaku konsumen buah-buahan di kota Surabaya sekaligus menganalisis daya saing buah (lokal terhadap impor) atas dasar nilai sikap kepercayaan konsumen terhadap berbagai macam buah misalnya (apel; jeruk dan anggur). Sehingga lokasi penelitian ditentukan secara sengaja, sebaran lokasi penelitian adalah lokasi tujuan pemasaran buah dengan sasaran konsumen akhir, yaitu Kota Surabaya.
Jumlah responden sebanyak 140 responden, ditentukan secara accidental yaitu mewawancarai konsumen buah dengan kriteria :
1). Penggemar (senang) makan buah-buahan;
2). Pembeli rutin buah minimal satu bulan sekali;
3). Mewakili keluarga
4). Keluarga memiliki penghasilan.

Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode survei dengan
menggunakan instrumen penelitian:
Analisis Data
Tujuan penelitian ini dianalisis dengan menggunakan Structural Equation
Model (SEM) yang juga dinamakan Model Persamaan Struktural (MPS) dengan
menggunakan piranti lunak (soft ware) AMOS.

Hasil Penelitian
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah bahwa variable-variabel
1). Pengaruh Budaya Terhadap Sikap Konsumen
2). Pengaruh Lingkungan Sosial Terhadap Sikap Konsumen
3). Pengaruh Karakteristik Individu Terhadap Sikap Konsumen
4). Pengaruh Psikologis Terhadap Sikap Konsumen
5). Pengaruh Strategi Pemasaran Terhadap Sikap Konsumen.

Kesimpulan
Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap sikap kepercayaan konsumen dalam membeli buah, menunjukkan bahwa :
1. Perubahan ‘budaya’ maupun peningkatan ‘psikologis’ konsumen, dapat meningkatkan secara nyata sikap-kepercayaannya dalam membeli /mengkonsumsi buah lokal.
2. Konsumen tidak perlu mempertimbangkan ‘Lingkungan sosial’-nya dalam membeli buah lokal dan peningkatan karakteristik ‘individu’ konsumen tidak menjadikan sikap kepercayaannya meningkat dalam membeli/ mengkonsumsi buah lokal.
3. Konsumen tidak merasakan adanya ‘Strategi pemasaran’ yang ditempuh perusahaan/ pemasar yang dapat mendukung meningkatkan ‘sikap-kepercayaan’-nya dalam membeli /mengkonsumsi buah local.
Saran :
1. Buah lokal perlu diperlakukan sebagai produk yang lebih dihargai di
negeri sendiri.
2. Daya saing buah lokal agar ditingkatkan melalui : strategi pemasaran
dan peningkatan atribut.

Sabtu, 01 Oktober 2011

RANGKUMAN PERILAKU KONSUMEN

Impementasi pada strategi pemasaran
  1. Pengertian Perilaku Konsumen
Menurut Engel, Blackwell dan Miniard (1995) pemahaman terhadap perilaku konsumen mencakup pemahaman terhadap tindakan yang langsung dilakukan konsumen dalam mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk dan jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan mengikuti tindakan tersebut, sebagai mana yang dinyatakan berikut ini:
“ Consumer behavior as those activities directly involved in obtaining, consuming, and disposing of products and services, including the decision processes that precede and follow these actions”. (Engel, Blackwell dan Miniard, 1995 : 4)
Lebih lanjut Hawkins, Best, dan Coney (2007:6) menyatakan :
“ Consumer behavior is the study if individuals, groups or organization, and the processes they use to select, secure, use, and dispose of product, services, experiences or ideas to satisfy needs and the impact that that these processes have on the consumer and society.”
Merujuk pada pendapat Hawkins dkk ini berarti prilaku konsumen merupakan
Studi tentanng bagaimana individu, kelompok dan organisasi dan proses yang dilakukan untuk memilih, mengamankan menggunakan dan menghentikan produk, jasa, pengalaman atau ide untuk memuaskan kebutuhannya dan dampak terhadap konsumen dan masyarakat.
Hal yang hampir sama diungkapkan oleh Schiffman dan Kanuk (2007) bahwa prilaku konsumen merupakan studi yang mengkaji bagaimana individu membuat keputusan membelanjakan sumber daya yang tersedia dan dimiliki (waktu, uang, dan usaha) untuk mendapatkan barang atau jasa yang nantinya akan dikonsumsi.
Kotler (2004) menyatakan bahwa manajer harus perlu menjawab tujuh pertanyaan berikut ini :
Who constitutes the market ?               Occupants
What does the market buy ?                Objects
Why does the market buy ?                 Objectives
Why participates in the buying ?         Organization
How does the market buy ?                 Operations
When does the market buy ?               Occasions
Where does the market buy ?              Outlets

Sedangkan Loudon dan bitta (1995) menjelaskan bahwa perilaku konsumen mencakup proses pengambilan keputusan dan kegiatan yang dilakukan konsumen secara fisik dalam pengevaluasian, perolehan penggunaan atau mendapatkan barang dan jasa. 
  1. Manfaat Mempelajari Perilaku Konsumen
Sebagai pemasar, jelas sangat banyak manfaatnya. Dalam pasar yang semakin intensif  tingkat persaingannya, tuntutan konsumen yang semakin tinggi dan sangat ingin diperlakukan secara khusus, pemahaman akan konsumen amat tinggi. Menurut Aaker siapa yang lebih mampu memahami keinginana konsumennya dan menerjemahkan keinginan tersebut dalam wujud produk atau jasa yang unggul, dialah yang akan memenangkan persaingan.
Pemahaman terhadap prilaku konsumen ini sangat bermanfaat untuk kepentingan penyusunan strategi maupun bauran pemasaran. Melalui pemahaman terhadap psikografis konsumen dan juga prilaku penggunaan, pemasar dapat melakukan segmentasi berdasarkan variabel tersebut. Berdasarkan sikap konsumen, pemasar dapat menyusun strategi promosi, khususnya iklan secara tepat.
Manfaat lain dari mempelajari prilaku konsumen bagi perusahaan adalah memungkinkan perusahaan memahami dengan tepat kebutuhan dan keinginan pelanggannya sehingga dapat membantunya untuk me,uaskan pelanggan, menerapkan konsep pemasaran dan memperluas legitimasi ke masyarakat (Sheth & Mittal, 2004). 
  1. Ilmu Lain Yang Memberikan Konstribusi Dalam Studi Perilaku Konsumen
Perilaku konsumen merupakan ilmu yang relative baru dibandingkan ilmu
yang lain.
Ilmu-ilmu lain yang telah memberikan sumbangan pemikiran bagi studi perilaku konsumen antara lain:
1.      Sosiologi
Memberikan sumbangan dalam mempelajari kekuatan social yang mempengaruhi konsumen seperti konsep struktur social, keluarga, kelas social, etnis, gender dan gaya hidup yang dapat mempengaruhi prilaku individu maupun kelompok.
2.      Antropologi
Memberikan sumbangan dalam memahami fenomena konsumsi ritual, mitos, symbol dan aspek budaya lainnya.
3.      Ekonomi
Membantu dalam memberikan pemahaman tentang keterkaitan antara kebijakan harga dengan respon prilaku konsumen serta adanya perbedaan perilaku konsumsi akibat perbedaan tingkat ekonomi antar masyarakat.
4.      Psikologi
Membantu dalam memahami proses-proses psikologi yang sifatnya individual seperti kepribadian, motivasi, persepsi, proses belajar, sikap, dan dinamika kelompok yang berpengaruh terhadap prilaku konsumen.
  1. Model Perilaku Konsumen
Model tersebut menunjukan bahwa stimulasi dari luar akan masuk kedalam kotak hitam pembeli dan menghasilkan respon tertentu pada konsumen. Stimulasi dari luar terdiri atas dua macam yaitu stimulasi pemasaran dan stimulasi lain-lain. Stimulasi pemasaran meliputi empat unsure bauran pemasaran yaitu : produk, harga, distibusi dan promosi. Sedangkan stimulasi lain terdiri atas keadaan ekonomi, teknologi, politik, dan kebudayaan. Yang harus dipahami adalah yang terjadi didalam kotak hitam pembeli yang merupakan mediator antara rangsangan  & respon. Kotak hitam pembeli ini terdiri atas dua komponen, bagian pertama adalah karakteristik pembelli yang meliputi factor budaya, social, personal dan psychological yang mempunyai pengaruh utama bagaimana seorang pembeli bereaksi terhadap rangsangan tersebut dan bagian kedua adalah proses yang mempengaruhi hasil keputusan.
Model lain yang dijelaskan oleh  Assael (1995) melalui model stimulus-organism-response. Bahwa komponen inti dari model tersebut adalah consumer decision making yang merupajkan proses menerima, mengevaluasi informasi merk produk tertentu. Ada dua factor yang mempengaruhi pengambilan keputusan yang selanjutnya akan menentukan respon konsumen. Pertama adalah konsumen itu sendiri. Ada dua unsure dari konsumen itu sendiri yang berpengaruh terhadap pengambilan keputusan yaitu pikiran konsumen yang meliputi kebutuhan atau motivasi, persepsi, sikap, dan karakteristik konsumen yang meliputi demografi, gaya hidup dan kepribadian konsumen. Factor kedua adalah pengaruh lingkungan yang terdiri atas nilai budaya, pengaruh sub dan lintas budaya, kelas social, face to face group dan situasi lain yang menentukan.
Adapun bentuk dari komunikasi dapat berupa komunikasi kelompok, komunikasi dari mulut ke mulut, komunikasi pemasaran dan lintas kelompok. Setelah konsumen membuat keputusan, evaluasi setelah pembelian dilakukan (ditunjukkan dari feedback ke individual consumer) selama proses evaluasi ini, konsumen akan belajar dari pengalaman dan merubah pola pikirnya, mengevaluasi merek dan memilih merek yang disukai.
Evaluasi setelah pembelian ini juga memberi feedback pada perusahaan. Pemasar akan menelusuri respon konsumen melaluibesarnya pangsa pasar dan data penjualan.tapi informasi itu saja tidak cukup bagi pemasar untuk menjawab mengapa konsumen membeli, atau berapa kekuatan dan kelemahan merknya disbanding dengan pesaing. Untuk itu perlu riset pemasaran guna mendapatkan reaksi konsumen terhadap merknya dan maksud pembelian.
  1. Proses Pengambilan Keputusan
Menurut tujuan pembeliannya, dikelompokkan menjadi konsumen akhir
(individual) yaitu yang terdiri atas individu dan rumah tangga yang tujuan pembeliannya adalah untuk memenuhi kebutuhan sendiri atau untuk dikonsumsi. Sedangkan kelompok lain adalah konsumen organisasional yang terdiri atas organisasi, pemakai industri, pedagang dan lembaganon profit yang tujusan pembeliannya  adalah untuk memperoleh laba atau kesejahteraan anggotanya.
Keputusan pembelian barang / jasa seringkali melibatkan dua pihak / lebih. Umumnya ada lima peranan yang terlibat. Kelima peran tersebut meliputi :
  1. pemrakarsa (initiator), yaitu orang yang pertama kali menyarankan ide untuk membeli suatu barang atau jasa.
  2. Pembawa pengaruh (influencer) yaitu orang yang memiliki pandangan atau nasihat yang mempengaruhi keputusan pembelian.
  3. Pengambil keputusan (decider), yaitu orang yang menentukan keputusan pembelian.
  4. Pembeli (buyer), yaitu orang yang melakukan pembelian secara nyata.
  5. Pemakai (user), yaitu orang yang mengkonsumsi dan menggunakan barang/jasa yang dibeli.
Assael membagi dalam dua dimensi yaitu tingkat pengambilan keputusan derajat
Keterlibatan saat membeli.
Pada dimensi pertama, konsumen dibedakan berdasarkan tingkat pengambilan keputusan. Pada dimensi kedua, konsumen dibedakan berdasarkan tingkat keterlibatan saat pemilihan suatu merk. Pada saat itu konsumen tidak jarang terlibat terlalu dalam, hal ini dapat terjadi karena:
a.       produk amat penting bagi konsumen sebab image pribadi dari konsumen terkait
dengan produk
b.      adanya keterkaitan secara terus menerus dengan konsumen.
c.       Mengandung resiko yang cukup tinggi.
d.      Pertimbangan emosional.
e.       Pengaruh dari norma grup
Keterlibatan yang tinggi ini digolongkan sebagai high involvement purchase decision, sedangkan keterlibatan rendah digolongkan low involvement purchase decision.dari kedua dimensi tersebut, proses pembelian konsumen dapat dibedakan menjadi empat tipe.tipe pertama disebut complex decision making, proses kedua disebut brand loyalty, proses ketiga disebut limited decision making, dan proses terakhir adalah inetertia.
Menurut schiffman dan kanuk (2007:16) pengambilan keputusan dapat dipandang sebagai suatu system yang terdiri dari input, proses, output.dengan demikian dalam proses keputusan ada tiga tahapan proses yang dilakukan yakni tahap pengakuan adanya kebutuhan (konsumen merasa adanya kebutuhan), usaha pencarian informasi sebelum membeli dan penilaian terhadap alternative.
Kedua kekuatan eksternal tersebut akan mempengaruhi proses pengambilan keputusan. Peroses ini diawali dengan pengenalan kebutuhan oleh konsumen, diikuti dengan pencarian informasi, evaluasi alternatif dan keputusan pembelian dan evaluasi setelah membeli. Berikut akan dijelaskan proses tersebut.
1)      Mengenai kebutuhan. Pada tahap ini konsumen merasakan bahwa ada hal yang dirasakan kurang dan nenuntut untuk dipenuhi. Misalnya rasa haus (dari dalam), karna bau roti yang enak yang ada di food court suatu pusat pembelanjaan.
2)      Mencari informasi. Apa yang terbaik yang harus dilakukan untuk memenuhi kebutuhan tersebut, pernyataan ini akan muncul pada konsumen.
3)      Mengevalusi alternatif. Informasi yang diperoleh dari berbagai sumber tersebut akan menjadi bahan pertimbangan bagi konsumen untuk mengambil keputusan.
4)      Mengambil keputusan. Setelah melalui evaluasi dengan pertimbangan yang matang, konsumen akan mengambil keputusan. Terdapat dua faktor yang mempengaruhi keputusan membeli dan tujuan pembelian yaitu sikap orang lain,dan faktor situasional yang tidakdapat diprediksikan (tidak terduga).
5)      Evaluasi paskapembelian. Setelah membeli, konsumen akan mengevaluasi atas keputusan dan tindakannya dalam membeli. Jika konsumen menilai kinerja produk atau layanan yang dirasakan sama atau melebihi apa yang diharapkan, maka konsumen akan puas dan sebaliknya jika kinerja produk atau jasa yang diterima kurang dari yang diharapkan, maka konsumen akan tidak puas.

  1. Sistematika Dan Kelebihan Buku

Untuk mempermudah pembaca, sistematika dalam buku ini akan diuraukan dalam faktor-faktor individual yang melekat pada diri konsumen yang mempengaruhi perilaku konsumen seperti motivasi, kepribadian, pembelajaran, persepsi, sikap konsumen, kemudian dijelaskan faktor-faktor yang berasal dari luar konsumen seperti pengaruh kelompok, keluarga, sumber-sumber informal, kelas sosial dan pengaruh budaya.
  1. Kesimpulan
a. Pemahaman terhadap prilaku konsumen merupakan hal yang sangat penting karena     akan membantu Perusahaan dalam menciptakan nilai unggul dari produk atau jasa yang ditawarkan dan menyusun strategi pemasaran yang tepat, sehingga dapat memuaskan konsumen.
b. Perilaku konsumen merupakan studi yang mengkaji bagaimana individu membuat keputusan membelanjakan sumberdaya yang tersedia dan dimiliki (waktu, uang dan usaha) untuk mendapatkan barang atau jasa yang nantinya akan dikonsumsi. Cakupannya meliputi semua aktivitas yang dilakukan untuk mendapatkan, mengkonsumsi, menggunakan produk dan jasa, dan mengevaluasinya setelah membeli dan mengkonsumsi produk atau jasa yang dipilih.
c. Mempelajari perilaku konsumen akan bermanfaat bagi konsumen agar menjadi konsumen yang bijak, dan bagi pemasar akan sangat bermanfaat dalam mengenali kebutuhan dan keinginan guna nenyusun strategi pemasaran.
d. Perilaku konsumen merupakan venomena yang kompleks dan multidimensional, karena itu akan menjadi lebih mudah memahaminya jika ditunjang oleh pengetahuan yang cukup di bidang lain seperti psikologi, sosiologi, antropologi, ekonomi dan lain-lain yang dapat membantu  menjelaskan kompleksitas perilaku individu dan kelompok dalam pembelian.
e. Berbagai model tentang perilaku konsumen akan memudahkan bagi pemasaran untuk memahami lebih dalam proses  pengambilan keputusan konsumen.
f. Proses pengambilan keputusan sebagai aktivitas penting dalam perilaku konsumen perlu dipahami untuk merumuskan strategi pemasaran yang tepat yang mampu mempengaruhi setiap tahapan proses pengambilan keputusan yang berlangsung.