Rabu, 14 Maret 2012

perbedaan bank bpr dengan bank umum

Landasan hukum adalah Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 tahun 1992 tentang Perbankan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998. Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Berdasarkan jenisnya bank terdiri dari 2 (dua) jenis yaitu Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat (BPR). Bank Umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran, sedangkan BPR adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Bentuk hukum bank umum dan BPR dapat berupa Perseroan Terbatas, Perusahaan Daerah, dan Koperasi.

Apa sih bedanya antara bank umum dan bank bpr??? Toh sama-sama buat menabung dan juga bisa buat kredit. Perbedaan bank umum dengan bank umum dilihat dari kegiatannya:

Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa deposito berjangka, tabungan dan/atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu;

1.Memberikan kredit;

2.Menyediakan pembiayaan dan penempatan dana berdasarkan Prinsip Syariah, sesuai dengan

3.ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia

4.Menempatkan dananya dalam bentuk Sertifikat Bank Indonesia, deposito berjangka, sertifikat deposito dan atau tabungan pada bank lain.

5.Tidak bisa menciptakan uang giral

Sedangkan yang tidak bisa/ yang tidak boleh dilakukan BPR adalah:

1. Menerima simpanan berupa giro dan ikut serta dalam lalu lintas pembayaran;

2. Melakukan kegiatan usaha dalam valuta asing;

3. Melakukan penyertaan modal;

4. Melakukan usaha perasuransian;

5. Melakukan usaha lain diluar kegiatan usaha yang dapat dilakukan oleh BPR.

Perbedaannya juga terlihat dari jumlah min modal yang harus disetor kalau bank umum minimal nenyetor 3.000.000.000.000 untuk dapat membuka bank umum sedangkan BPR hanya Rp. 2.000.000.000,00 (dua miliar rupiah) untuk BPR yang didirikan di Wilayah Daerah Khusus Ibukota Jakarta Raya dan Kabupaten/Kotamadya Tangerang, Bogor, Bekasi dan Karawang. Rp.1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah) untuk BPR yang didirikan di wilayah ibukota propinsi di luar wilayah tersebut pada angka. Rp. 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) untuk BPR yang didirikan di luar wilayah tersebut pada dan Bagian dari modal disetor yang digunakan untuk modal kerja sekurang-kurangnya sebesar 50%. Pihak yang dapat mendirikan BPR adalah:

1. Warga Negara Indonesia (WNI);

2. Badan hukum Indonesia yang seluruh kepemilikannya oleh WNI;

3. Pemerintah Daerah; atau

4. Dua pihak atau lebih sebagaimana yang dimaksud dalam angka 1, 2 dan 3.

Pihak-pihak yang bisa mendirikan BPR adalah:

1. Warga Negara Indonesia (WNI);

2. Badan hukum Indonesia yang seluruh kepemilikannya oleh WNI;

3. Pemerintah Daerah; atau

4. Dua pihak atau lebih sebagaimana yang dimaksud dalam angka 1, 2 dan 3.

jadi intinya modal yang diperlukan adalah sebesar 3.000.000.000.000 untuk dapat membuka bank umum, sedangkan BPR hanya sebesar 2.000.000.000 pada daerah istimewa. Dan BPR tidak diperbolehkan menjual produk giro karena tidak boleh ikut dalam kliring.

http://deboneruhireri.wordpress.com/2009/02/23/bedanya-bank-umum-dgn-bpr/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar